Berita Hindu Indonesia - Mempunyai keturunan merupakan keinginan setiap orang, karena setaip keluarga pasti mendambakan adanya buah hati didalam keluarganya,
Ilustrasi |
Berikut merupakan hal-hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan oleh calon orang tua, untuk persiapan kelahiran anak. Menurut tradisi Agama Hindu di Bali :
1. Ketika Anak Baru
Lahir
Ucapkan
Mantram Gayatri sebanyak mungkin, minimum tiga kali. Kalau bisa sambil membawa
Japamala (ganitri). Maha Mantra Gayatri disebut juga sebagai Mantra Savitri
atau Mantra Savita, sebagai ibu dari Veda yang memberikan pencerahan kepada
kecerdasan dalam menapak kehidupan menuju kesempurnaan. Bisikkan Maha Mantra
Gayatri tiga kali masing-masing di telinga kanan (dharma) dan kemudian di
telinga kiri (sakti).
2. Waktu Dikasi Ari-Ari
Ketika
sudah diberikan ari-ari dari pihak rumah sakit, bidan dll. Bungkus dengan kain
putih sukla, sebaiknya sudah disiapkan payuk tanah yang cukup besar, dengan
tutupnya, lalu ari-ari itu dimasukkan ke dalam payuk setelah itu di bawa pulang.
3. Mencuci Ari-Ari
Setelah
sampai di rumah maka oleh ayah si anak ari – ari diletakan di dalam
baskom/ember baru yang setelah itu alat tersebut tidak boleh dipakai lagi. Lalu
ari – ari tersebut di cuci dengan air. Sang ayah harus membersihkan ari – ari
dengan bersih dengan menggunakan kedua tangan, tanpa perasaan jijik dan
dilakukan dengan perasaan penuh syukur dan kasih sayang, setelah bersih lalu di
bilas dengan air kumkuman (air bunga).
4. Tahapan Dalam
Menanam Ari-Ari
Siapkan
sebuah kelapa ukuran besar yang masih lengkap dengan kulitnya, lalu dipotong
dan dikeluarkan airnya. Pada bagian atas kelapa (bagian tutupnya) ditulis
aksara Ah yang melambangkan Akasa dan pada bagian bawahnya ditulis aksara Ang
yang melambangkan Pertiwi.
Lalu
ari -ari dimasukan kedalam kelapa tersebut, diisi dengan 1 buah kwangen yang
berisi 11 kepeng uang bolong yang diletakan di atas ari – ari, 1 potong lontar
/ ental yang ditulis aksara Ongkara, 1 ikat duri – durian (3macam duri), Rempah
– rempah (anget – angetan), wewangian dan boleh juga di isi pesan – pesan lain
dari sang ayah dalam hal ini mengacu kepada Desa Kala Patra.
Sesudah
lengkap lalu kelapa tersebut dibungkus dengan ijuk lalu dibungkus kain putih
dan selanjutnya di tanam. Untuk bayi laki – laki maka ari – ari di tanam di
pekarangan dengan posisi di sebelah timur pintu masuk kamar si bayi (misalnya
lokasi bayi di bale daja) sedangkan bayi perempuan di tanam di sebelah barat
pintu. Masukan ari – ari tersebut ke dalam lubang lalu ucapkan mantram :
“Om Sang Hyang Ibu Pertiwi rumaga bayu rumaga
amrtha sanjiwani ang amertham sarwa tumuwuh (nama si bayi) mangda dirghayusa
nutugang tuwuh “
Setelah
itu barulah ari – ari di timbun dan diatasnya diletakkan batu bulitan sebagai
tanda dan ditanam pandan berduri. Hal ini secara sekala bertujuan menjaga ari –
ari agar tidak diganggu hewan dan secara niskala bertujuan untuk menghindari
gangguan jahat. Dan sanggah cucuk diisi lilin, usahakan tetap menyala selama 42
hari. Kemudian ditutup dengan kurungan ayam.
5. Banten Untuk Menanam
Ari-Ari
Banten
yang digunakan yaitu : banyuawang, dapetan, nasi kepel 3, pengulapan,
pengambean, daksina. Daksina ditaruh di sanggah cucuk yang ditancapkan di atas
tanah menanam ari-ari. Lalu buatkan segehan lima warna yaitu warna hitam di
sebelah utara, putih sebelah timur, merah sebelah selatan, kuning sebelah barat
dan manca warna di tengah.
Sumber :