Berita Hindu Indonesia

Media Informasi Terkini Masyarakat Hindu Indonesia

Iklan Leo Shop

Pasang iklan disini

TWITTER

Powered by Blogger.

Filosofi Tabuh Rah Dalam Menawa Dharmasastra

On 8:53 AM with No comments

Berita Hindu Indonesia  -  Tabuh Rah adalah taburan darah binatang korban yang dilaksanakan dalam rangkaian Upacara Yadnya. Penaburan darah dilaksanakan dengan: Menyembelih, Perang Satha (Telung Perahatan) dilengkapi dengan adu-aduan (Kemiri, Telur/Taluh, Kelapa, Andel-andel, beserta Upakaranya.

Tabuh Rah Bukan Judi
Ritual Tabuh Rah yang sebenarnya adalah melepas 2 ekor ayam jantan yang mempunyai taring di kakinya untuk di adu. Begitu tiga kali ayam itu melakukan benturan (Tiga Parahatan/3 sehet), ritual itu sudah selesai.
Ayam yang dilepas tidak memakai taji dan taruhan. Arti dari ritual Tabuh Rah tersebut adalah: Hidup ini penuh dengan pertarungan, jangan pernah menyerah dan butuh semangat untuk berjuang dan melawan kelemahan-kelemahan kita.


Taring yang tajam pada tanduk ayam bisa diibaratkan pikiran yang cerdas dan senjata utama untuk mengarungi kehidupan ini. Disamping itu harapannya adalah agar manusia-manusia yang melaksanakan upacara tersebut memiliki nyali yang besar untuk melawan ketidak benaran dan tidak takut untuk kalah.

Dasar-dasar penggunaan Tabuh Rah termuat dalam:
1. Lontar Siwa Tattwa Purana.
2. Lontar Yadnya Prakerti.
3. Prasasti Sukawana A I 804 Saka.
4. Prasasti Batur Abang A 933 Saka.
5. Prasasti Batuan 944 Saka.

Jadi sesungguhnya didalam pelaksanaan Tabuh Rah tidak diperkenankan menggunakan taruhan dan dipakai sebagai Judi, sebab sudah dengan jelas disampaikan didalam Veda bahwa Judi tidak diperbolehkan.

Didalam Menawa Dharmasastra IX.221 disebutkan sebagai berikut:
"Perjudian dan pertaruhan supaya benar-benar dikeluarkan dari wilayah Pemerintahan karena kedua hal itu menyebabkan kehancuran Negara.


Tidak dapat dielakkan didalam masyarakat banyak yang melakukan pembenaran terhadap Judi yang dilakukan di Area Pura, padahal hal tersebut tidak diperbolehkan mengingat Pura adalah Tempat Suci.


Semoga dapat dibedakan antara Tabuh Rah dengan Judi, mengingat Agama Hindu tidak membenarkan adanya Judi. Dalam cerita Mahabaratha juga sudah digambarkan bagaimana Panca Pandawa hidupnya hancur dan menderita akibat judi. Serta dalam cerita babad Manik Angkeran yang merupakan putra dari Mpu Sidimantra juga hancur hidupnya akibat judi.

Sumber Artikel : Manawa Dharmasastra
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments