Berita Hindu Indonesia

Media Informasi Terkini Masyarakat Hindu Indonesia

Iklan Leo Shop

Pasang iklan disini

TWITTER

Powered by Blogger.

Cerita Hindu : Membudayakan Mencintai Tuhan

On 11:41 AM with No comments

Cerita Hindu : Membudayakan Mencintai Tuhan


Berita Hindu Indonesia - Dewi Sabari adalah putra seorang ksatria yang memiliki hati yang lembut, penuh kasih sayang, murah hati dan sangat menyayangi semua binatang. Pada suatu saat menjelang perkawinannya dengan seorang pemuda pilihan sang ayah. Ia terpaksa kabur dari rumahnya karena dirinya tidak sampai hati melihat akan terjadinya penyembelihan hewan - hewan hasil perburuan dari orang sekampung di hutan untuk berpestapora didalam upacara perkawinannya. Untuk menyelamatkan hewan - hewan telah dikumpulkan di kandang, maka sang Dewi memilih kabur sebelum dilaksanakannya upacara perkawinannya, pergi kehutan belantara yang kebetulan berdekatan dengan rumahnya.

Sementara itu keluarga yang ditinggalkan, semuanya sedih dan bingung. Mereka mencar i kepergian Sang Dewi. Berhari-hari mereka lakukan bahkan dengan dibantu ratusan relawan dan para pemuda desa disektarannya, namun tidak berhasil menemukan Sang Dewi. Mereka khawatir jika Sang Dewi dimangsa oleh binatang buas di hutan. Apalagi si calon suami sangat bersemangat di dalam pencariannya walaupun setiap hari pulang dengan tangan kosong. Si ibu sedih dan terus menangis anak semata wayang yang diharapkan dapat mewarisi tradisi dalam kehidupannya harus pergi entah kemana. Hari berganti hari, minggu berganti minggu bulan berganti bulan bahkan tahun berganti tahun tidak ada kabar beritanya.

Perjalanan Sang Dewi memasuki hutan cukup dalam yang akhirnya dia ditemukan oleh para sisya sebuah padepokan yang tengah mencari kayu bakar dalam keadaan lemas tidak sadarkan diri. Karena adanya peraturan padepokan yang melarang mengajak wanita masuk ke padepokan para sisya bingung. Setelah melalui musyawarah sang Dewi dibawa pulang ke padepokan untuk dilakukan perawatan seperlunya yang penting ia dapat sadar dan sehat kembali.

Ternyata Sang Rsi Matangga sebagai guru tidak berkeberatan ide dari para sisyanya membawa pulang seorang wanita dalam keadaan tak sadarkan diri, namun Sang Rsi memberi catatan, wanita itu mesti harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan senantiasa tetap menjaga tata susila. Setelah sadar dan kesehatannya pulih kembali Sang Dewi tidak mau kembali pulang ke rumah dan ia tetap tidak mau memberikan informasi tentang permasalahan yang dihadapinya. Namun disisi lain ia senantiasa murung karena sangat rindu dengan ibu terkasihnya,

Hari demi hari ia lalui, tetapi tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Dalam suatu kesempatan Sang Rsi memberikan dharmawacana di hadapan para sisyanya, kebetulan Sang Dewi ikut mendengarkan dibalik pintu padepokan. Sang Rsi memberikan khabar gembira bahwa Sri Rama maharaja Ayodya setelah pengembaraannya di hutan Dandaka selama 14 tahun, beliau bernostalgia melakukan napak tilas tempat - tempat yang pernah disinggahi ketika itu dan satu diantaranya adalah padepokan Rsi Matangga itu. Maka sang Rsi minta kepada segenap sisya untuk berbenah mempersiapkan diri akan kehadiran Sri Rama yang didampingi oleh Dewi Sinta. Tempat - tempat pemujaan, jalan-jalan yang akan dilewati, ruangan yang akan dipergunakan pertemuan, hendaklah senantiasa dalam keadaan bersih dan indah. Pelatihan bagi para sisya didalam menerima kehadirannya serta makanan apa yang pantas disuguhkan semuanya mesti harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Adalah sebagai suatu berkah yang tak terhingga bila beliau berkenan untuk singgah lama di padepokannya.

Cerita Hindu : Membudayakan Mencintai Tuhan


Mendengar dharmawacana itu para sisya sangat bersemangat kepengin tahu Sang Maharaja Ayodya yang diyakini pula sebagai Avatara itu berkenan singgah di padepokannya. Mereka melakukan persiapan dengan pembagian tugas setiap sisya mempunyai tanggung jawab di suatu pekerjaan, termasuk Dewi Sabari. Sang Dewi mendapat tugas untuk mengatur sesaji, memperindah ruangan serta menyajikan makanan yang akan disuguhkan kepada Sri Rama nanti. Nampaknya Sang Dewi mulai cair dapat melaksanakan kewajiban dengan sebaik-baiknya, ia rajin menanam tanaman bunga untuk persiapan sesaji di taman. 

Hari demi hari, minggu demi minggu tak kenal jemu tak kenal lelah karena membayangkanakanp ertemuannya dengan Sang Maharaja bersama DewiSinta. Merasa cinta dengan Sri Rama penjelmaan Tuhan yang akan segera hadir di padepokannya. Akhirnya apa yang dilakukan oleh para sisya menjadi sebuah kebiasaan dan mentradisi. Setiap hari mereka melakukan pelatihan untuk penyambutan akan kehadirannya dan persembahan terhadap Tuhan dengan sebaik-baiknya. Kondisi ini sangat menyenangkan bahkan telah tercipta rasa kehadiran Tuhan di setiap pelatihan dan persembahannya. 

Perilaku itu telah tertanam secara kokoh didalam sanubari para sisya, sehingga dikala Sang Maharshi sudah tiada, kebiasaan itu tidak berubah. Padepokan ini tetap terjaga dengan bersih, rapi, indah dengan diwarnai penuh rasa religiusitas yang tinggi.




Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments