Berita Hindu Indonesia

Berita Hindu Indonesia

Media Informasi Terkini Masyarakat Hindu Indonesia

Iklan Leo Shop

Pasang iklan disini

TWITTER

Powered by Blogger.
Tata Cara Menanam Ari-Ari Bayi Secara Hindu dengan Cara Sederhana

On 2:11 PM with No comments

 

Tata Cara Menanam Ari-Ari Bayi

Berita Hindu Indonesia -  Dalam tradisi Hindu, menanam ari-ari atau plasenta bayi merupakan salah satu upacara sakral yang melambangkan rasa hormat kepada leluhur, alam semesta, dan kekuatan spiritual yang melindungi bayi. Berikut adalah tata cara umumnya dalam agama Hindu, meskipun bisa sedikit berbeda tergantung pada budaya lokal atau adat istiadat:

1. Persiapan Ritual

  • Keluarga menyiapkan perlengkapan ritual seperti kembang, dupa, air suci, dan beberapa persembahan (misalnya bunga, kemenyan, dan beras).
  • Ari-ari ditempatkan dalam wadah khusus, biasanya berupa kendi tanah liat atau tempurung kelapa.

2. Pemilihan Lokasi Penanaman

  • Ari-ari biasanya ditanam di sekitar rumah, terutama di area yang aman dan tenang. Lokasinya sering dipilih dengan mempertimbangkan arah dan energi positif menurut ajaran vastu atau tradisi setempat.
  • Di beberapa daerah, lokasi diatur dengan memerhatikan posisi bayi dalam keluarga dan simbolik seperti arah matahari terbit.

3. Upacara Penyucian

  • Sebelum menanam, ari-ari disucikan dengan air suci (tirtha) atau air kelapa, lalu diberi bunga, kunyit, dan sesaji lainnya.
  • Terkadang, ari-ari juga dioleskan dengan minyak kelapa atau minyak wangi untuk menghormati hubungan bayi dengan alam.

4. Doa dan Persembahan

  • Setelah ari-ari disiapkan, pemimpin ritual (biasanya orang tua, sesepuh, atau pendeta) mengucapkan doa-doa khusus untuk memohon berkah, perlindungan, dan kesejahteraan bagi bayi.
  • Dupa dinyalakan, dan persembahan seperti bunga, buah, dan beras ditempatkan di sekitar lokasi penanaman.

5. Penanaman

  • Ari-ari kemudian dikubur di dalam tanah dengan hati-hati, biasanya disertai dengan tanah, batu, atau benda lain sebagai simbol kekuatan dan kestabilan.
  • Setelah menanam, ditaburkan bunga dan beras di atasnya sebagai simbol kesejahteraan.

6. Penutupan dan Berkah

  • Setelah upacara selesai, keluarga memberikan doa penutup dan berterima kasih kepada Dewa atau leluhur yang telah melindungi bayi.
  • Beberapa keluarga juga memasang tanda seperti batu atau tanaman kecil di atas lokasi tersebut sebagai simbol perlindungan dan penghormatan.

Makna Filosofis

Dalam Hindu, ari-ari dianggap sebagai "saudara kembar" atau sahabat bayi yang melindungi dan mendampingi kehidupannya sejak dalam kandungan. Menanam ari-ari berarti mengembalikan bagian tubuh yang suci ini kepada Ibu Pertiwi dengan rasa syukur. Upacara ini juga melambangkan hubungan bayi dengan alam dan leluhur, dan merupakan permohonan agar ia tumbuh menjadi pribadi yang seimbang dan diberkati.

Setiap daerah atau komunitas Hindu mungkin memiliki variasi tata cara yang berbeda, tergantung pada adat istiadat lokal.

 


Kementerian Agama Akan Menggelar Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Tingkat Nasional VI Tahun 2017 di Lampung

On 9:36 AM with No comments



Berita Hindu Indonesia. Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Tingkat Nasional VI Tahun 2017 menurut rencana akan diselenggarakan tanggal 4 s/d 8 September 2017 di Provinsi Lampung. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Sekolah Tinggi Agama Hindu Lampung. Ajang kompetisi 3 tahunan antar Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH) yang difasilitasi Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia tersebut menurut rencana akan dibuka oleh Sekjen Kementerian Agama RI mewakili Menteri Agama karena saat acara diselenggarakan sedang melaksanakan tugas sebagai Amirul Haj di Arab Saudi.

Pada gelaran Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Tingkat Nasional Tahun 2017 kali ini, tema yang diambil adalah 

“Melalui Temu Karya Ilmiah Kita Kembangkan Budaya Akademik yang Kreatif, Terampil dan Berdaya Saing Guna Memperkokoh Atmosfir Akademik di Lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu”.

Lomba diikuti 550 peserta dosen dan mahasiswa dari 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Negeri dan Swasta se Indonesia yang akan mempertandingkan 14 jenis lomba dan terbagi dalam dua kategori lomba karya ilmiah dan lomba keterampilan akademik antara lain: Lomba Presentasi Penulisan Proposal Penelitian, Lomba Presentasi Hasil Penelitian, Lomba Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah, Lomba Resensi Buku, Lomba Rancangan Penulisan Buku, Lomba Yoga Asanas, Dharmawacana Bahasa Indonesia, Cipta Tari Kreasi Keagamaan Hindu, Cipta Lagu Keagamaan Hindu, Apresiasi Sloka, Apresiasi Palawakya, Lomba Mengajar (Micro Teaching), Cipta Sastra Yantra dan yang terakhir adalah Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris. Selain berbagai jenis lomba diatas juga akan diselenggarakan Parade atau pawai, Sarasehan, Pameran, Tirta Yatra, Launching / Bedah Buku, Olah Raga, dan eksibisi seni.

Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Ida Bagus Gde Subawa dalam keterangan persnya mengatakan bahwa kegiatan Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu merupakan agenda 3 tahunan Ditjen Bimas Hindu yang diharapkan bisa meningkatkan kerja sama, kualitas Tri Dharma, serta kualitas suasana akademis, antar Perguruan Tinggi Hindu se Indonesia. 

“ Dengan demikian akan terjadi peningkatan kualitas mutu perguruan tinggi terutama kualitas penelitian dan kualitas akademis lainnya pada civitas akademika Perguruan Tinggi Agama Hindu dan saya berharap peserta bisa menampilkan karya terbaiknya” jelas IBG. Subawa. 

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana I Made Santika menyampaikan bahwa Ditjen Bimas Hindu selaku pembina fungsional akademik sudah siap untuk menggelar Temu Karya Ilmiah PTKH pada bulan September 2017 besok. Temu Karya Ilmiah Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu Tingkat Nasional ke 6 ini menurut Santika dilaksanakan dalam rangka meningkatkan standar mutu pembelajaran ilmiah guna pengembangan disiplin ilmu agama dan keagamaan. Dalam penyelenggaraan Temu Karya Ilmiah melibatkan mahasiswa serta dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu untuk ikut ambil bagian dan meyusun karya ilmiah. Dengan demikian diharapkan di masing – masing perguruan tinggi Hindu nantinya akan tumbuh suasana berkembang akademis yang religius dan dapat berdaya saing dengan perguruan tinggi lainnya.

Lebih lanjut Made Santika mengatakan bahwa 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu suadah siap mengirimkan kontingennya masing-masing. Kesebelas PTKH tersebut yaitu Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram, Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Tampung Penyang Palangka Raya, STAH Dharma Nusantara Jakarta, STAH Santika Dharma Malang, STAH Dharma Sentana Palu, Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten, STAH Lampung, STKIP Agama Hindu Singaraja, STKIP Agama Hindu Amlapura Karangasem dan Universitas Hindu (UNHI) Denpasar. 

“Semoga kehadiran kontingen dari berbagai wilayah di Indonesia pada acara Temu Karya Ilmiah di Provinsi Lampung ini bisa memberikan kontribusi positif bagi kesemarakan dan kerukunan kehidupan beragama yang sudah berjalan baik selama ini di SANG BUMI RUWA JURAI ” Lampung“ kata Made Santika.
Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung

On 6:57 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia. Walikota Bandung, Ridwan Kamil berkeinginan untuk menambah jumlah Pura di wilayah Bandung. Hal tersebut disampaikan ketika menerima audiensi Parisada Hindu Dharma Indonesia, Kota Bandung. Dalam cuitannya di Twitter @ridwankamil menyampaikan bahwa Pemkot Bandung berencana menambah bangunan Pura di Bandung. Selain itu juga komitmennya memberikan bantuan dana rutin serta keinginannya adanya kolaborasi antara Bali dan Sunda.

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung


Berita ini tentunya menjadi sebuah angin segar bagi umat Hindu dai wilayah Bandung Raya serta umat Hindu di seluruh Indonesia. Perlu diketahui bahwa umat Hindu di berbagai wilayah di luar Bali seringkali mendapatkan hambatan dalam mendirikan tempat ibadah Pura. Hambatan yang muncul bisa dari masyarakat setempat yang non Hindu ataupun pemerintah wilayah setempat. Ridwan Kamil telah memberi contoh nyata sebagai seorang pemimpin yang bisa berdiri di atas semua golongan dan agama. 

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung


Cuitan Ridwan Kamil yang ingin berkolaborasi antara budaya Sunda dan Bali tentunya harus dimaknai dan disikapi pula oleh komponen Hindu di Bandung. Bentuk konkretnya adalah jangan sampai bangunan Pura yang akan dibangun tersebut tidak mencerminkan adanya kolaborasi yang diinginkan sang Walikota. Sudah semestinya dimanapun Pura dibangun harus mengakomodir budaya lokal yang tentunya tanpa melanggar rambu - rambu agama dalam tata letak pendirian Pura. Hal tersebut tentunya harus didesain secara matang oleh panitia pembangunan Pura yang nantinya akan dibentuk. Alangkah indahnya bila Pura Hindu di seluruh pelosok Indonesia bisa didesain dengan bentuk dan desain bangunan budaya setempat.

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung


Lebih lanjut dalam cuitannya Ridwan kamil juga menyampaikan pengalaman indahnya ketika dia mendirikan masjid di wilayah Tuban, Kuta Bali. Dalam pendirian tersebut dirinya tidak mendapat hambatan sedikit pun dari masyarakat Bali. pembangunan bisa berjalan lancar dan aman. Melalui cuitannya Ridwan kamil menyampaikan ucapan terima kasihnya dalam bahasa Bali kepada masyarakat Bali.

Sebagai umat minoritas di berbagai wilayah di seluruh Indonesia, umat Hindu tentunya sangat berharap perhatian Pemprov/Pemkot/Pemkab di seluruh Indonesia dalam memberikan pelayanan yang adil dan proporsional. Hal tersebut tentunya hanya bisa terwujud bila adanya jalinan  komunikasi dan hubungan yang baik antara PHDI dengan Gubernur, Walikota/Bupati di wilayahnya. Rajin - rajinlah berkomunikasi dengan pimpinan daerah setempat dengan baik dan efektif. Sampaikan problematika dalam hal pelayanan pemerintah yang dihadapi umat Hindu di wilayah tersebut dan sambil berharap semoga virus Ridwan Kamil ini bisa menyebar merata ke seluruh pimpinan wilayah se-Indonesia. 

Hatur Nuhun Pisan Kang.... 


Jumlah Penyuluh Agama Hindu di Indonesia Masih Sangat Kurang

On 1:55 PM with No comments


Umat Hindu Indonesia berasal dari berbagai suku dengan tradisi dan tatacara pelaksanaan upacara keagamaan yang beraneka ragam tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Namun demikian, adanya keberagaman tradisi dan tata cara kegamaan Hindu tersebut tidak menimbulkan permasalahan bahkan menjadi sebuah mozaik yang indah karena pada dasarnya ajaran Hindu memiliki esensi yang sama yaitu Panca Sradha. Panca Sradha merupakan inti ajaran agama Hindu yakni meyakini adanya Brahman (Tuhan Yang Maha Esa), Atman (sinar suci Tuhan yang menghidupkan semua makhluk hidup), Karmaphala (hukum sebab akibat), Samsara/Punarbhawa (kelahiran kembali) dan Moksa (bersatunya kembali Atman dengan Brahman).


Jumlah Penyuluh Agama Hindu di Indonesia Masih Sangat Kurang
Pembimas Hindu Maluku sedang Melakukan Penyuluhan

Umat Hindu di Indonesia menyebar secara sporadis dan sebagian besar berdomisili di pedesaan bahkan sampai di pedalaman yang sulit dijangkau. Kondisi tersebut menyebabkan umat Hindu khususnya yang berdomisili di daerah pedalaman memiliki hambatan dan tantangan yang lebih besar dalam memperoleh pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan agama Hindu. Hal ini sebagai akibat masih sulitnya akses dan jauhnya jarak dari kota provinsi.

Hambatan geografis tersebut, ditambah dengan masih sangat kurangnya penyuluh dengan kompetensi yang memadai, mengingat jumlah Penyuluh Agama Hindu yang berstatus PNS yang amat terbatas. Data dari Kementerian Agama, pada tahun 2017 jumlah Penyuluh Agama Hindu PNS di seluruh Indonesia hanya 158 orang dan jumlah Penyuluh Agama Hindu Non PNS yang diangkat sekitar 1000 an orang. Jumlah tersebut tentunya jauh dari jumlah ideal kebutuhan jumlah penyuluh agama Hindu bagi umat Hindu di Indonesia yang berjumlah 10 jutaan jiwa. Dimana idealnya 1 penyuluh membina sekitar 300 an umat.

Untuk menjawab hambatan tersebut, maka diperlukan lebih banyak Penyuluh Agama Hindu Non PNS yang bertugas memberikan bimbingan dan penyuluhan agama Hindu yang disebar merata sesuai kebutuhan per wilayah. Di samping itu, Penyuluh Agama Hindu Non PNS juga berfungsi sebagai tempat bertanya dan berkonsultasi tentang berbagai aspek agama Hindu termasuk peri kehidupan umat Hindu. Dengan demikian, seorang Penyuluh Agama Hindu Non PNS memiliki peran sangat penting sebagai salah satu ujung tombak pembinaan demi kemajuan umat Hindu yang merupakan bagian integral bangsa Indonesia.

Secara spiritual, Penyuluh Agama Hindu (baik PNS maupun Non PNS) memikul tugas mulia sebagai penyebar pesan suci Weda sebagaimana dinyatakan dalam Yajur Weda XXVI.2:

“Yadhemam vacam kalyanim avadani janebyah,

Brahma rajanyabhyam sudraya caryaya ca swaya caranaya ca“

Artinya :

Sampaikan kata-kata suci ini kepada seluruh umat manusia, baik kepada Brahmana, Ksatriya, Wesya maupun Sudra, kepada bangsa-Ku sendiri dan kepada bangsa-bangsa asing.

Sloka tersebut menyatakan dengan jelas dan tegas, bahwa pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan yang dilakukan oleh seorang Penyuluh Agama Hindu mesti diberikan kepada seluruh umat Hindu khususnya dan umat manusia pada umumnya, sehingga terwujud suatu kehidupan yang harmonis berdasarkan tujuan agama Hindu yaitu Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.

Penyuluh Agama Hindu wajib memberikan pembinaan, bimbingan, dan penyuluhan kepada umat Hindu secara maksimal,dengan mengedepankan sikap nasionalis, menjunjung etika dan profesional, memiliki semangat pengabdian yang tinggi, disiplin, kreatif, terampil, berbudi pekerti yang luhur serta bertanggungjawab.

Harapan besar umat Hindu untuk mendapatkan pembinaan tentunya menjadi PR besar bagi Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI dan PHDI Pusat yang mempunyai tugas dan fungsi memberikan pembinaan dan pelayanan agama Hindu. Perlu terobosan dan dan kerjasama yang sinergi dalam bersama - sama mengupayakan penambahan jumlah Penyuluh PNS maupun Non PNS hingga mendekati kondisi ideal. Dengan demikian umat Hindu dimanapun berada bisa merasakan kehadiran negara dan majelis umat tertingginya dalam rangka meningkatkan kualitas sradha dan bhakti umat Hindu.
Tata Cara Pendaftaran Lembaga Pasraman Formal & Non Formal

On 11:01 AM with No comments

Berita Hindu Indonesia -  Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama Hindu RI membuka pintu pendirian Pasraman Formal dan non Formal. Umat Hindu di seluruh Indonesia bisa mengajukan permohonan pendirian dan operasional Pasraman Formal dan Non Formal. Namun demikian sebelum melangkah ke permohonan izin pendirian dan operasional, maka sesuai Surat Dirjen Bimas Hindu nomor : DJ.V/Dt.V.I/BA.00/526.a/2016 tentang Pendaftaran Lembaga di seluruh Indonesia, maka semua Lembaga Pasraman wajib hukumnya didaftarkan lembaganya terlebih dahulu untuk mendapatkan Tanda Daftar Yayasan/Lembaga dan selanjutnya baru dimohonkan izin pendirian dan operasional Pasraman Formal dan Non Formal. Dalam izin pendirian dan operasional tersebut akan diberikan Nomor Statistik Pasraman (NSP). yang dikeluarkan dari Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama Hindu RI.

Tata Cara Pendaftaran Lembaga Pasraman Formal & Non Formal


Adapun Persyaratan Pendaftaran Lembaga dan Permohonan Izin Pendirian dan Operasional Pasraman Formal maupun non Formal adalah sebagai berikut :
  1. Surat Permohonan Kepada Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI
  2. Rekomendasi Pembimas Hindu 
  3. SK Yayasan 
  4. ADRT Yayasan dan SK Menteri Hukum dan HAM.
  5. Surat Pernyataan Yayasan
  6. Surat Penguasaan Tanah atau Pernyataan Guna Pakai Gedung/Tanah
  7. Susunan Pengurus Lembaga
  8. Profil Pasraman
  9. Domisili Pasraman
  10. Susunan Kurikulum
  11. Alamat Sekretariat, Telepon dan Email
  12. Pas Foto Ketua Ukuran 4x6 (berwarna)
  13. Foto Copy KTP Ketua, Sekretaris dan Bendahara
  14. Data Siswa Pasraman
Proses pendaftaran adalah sebagai berikut:

  1. Setelah lembaga memiliki Tanda Daftar Yayasan/Lembaga dari Ditjen Bimas Hindu, maka pemohon izin bisa mengajukan proposal pendirian dan operasioanal Pasraman Formal dan Non Formal yang ditujukan ke Dirjen Bimas Hindu kementerian Agama RI.
  2. Proposal masuk akan diverivikasi dan selanjutnya bagi yang memenuhi syarat administratif akan dilakukan visitasi ke lokasi.
  3. Hasil visitasi akan menentukan layak atau tidaknya diterbitkan Izin pendirian dan Operasional Pasraman.
Pasraman Formal terdiri dari tingkat Pratama Widya Pasraman (PAUD/TK), Adi Widya Pasraman (SD), Madyama Widya pasraman (SMP, Utama Widya Pasraman (SMA) dan Maha Widya pasraman (Universitas). Sedangkan Pasraman Non Formal bisa berbentuk Pesantian, Sad Dharma dan lain sebaganya.




HALA AYUNING PATEMON ( Baik Buruk dan Buruknya Sebuah Pertemuan )

On 4:06 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Hala Ayuning Patemon atau baik dan buruknya sebuah pertemuan merupakan salah satu kunci yang harus dipegang sebelum mencari Padewasan Nganten (Hari Baik Menikah). Dengan mengetahui Hala Ayuning Patemon dari sebuah pasangan, maka dapat dicarikan solusi dengan mencarikan Padewasan yang baik untuk pernikahan pasangan tersebut.

Hala Ayuning Patemon



Bukan berarti ketika tahu bahwa Patemon dari sebuah pasangan ternyata hasilnya jelek, trus langsung memutuskan ikatan pasangan tersebut. Adapun cara untuk mengetahui atau mencari Hala Ayuning Patemon dari sebuah pasangan adalah sebagai berikut:

Gebogan (Penjumlahan) Urip palekadan (Kelahiran) yang laki ditambahkan (+) dengan gebogan (Penjumlahan) Urip palekadan (Kelahiran) yang wanita. Hasil dari penjumlahan kedua Urip Palekadan laki dan perempuan dikurangi terus dengan 16 sampai tidak bisa dikurangi lagi (jika sudah bernilai 16 atau dibawahnya).

Urip palekadan (Urip Kelahiran) adalah Saptawara + Sadwara + Pancawara. Berikut adalah nilai dari masing-masing wewaran diatas:

Saptawara:
Redite/Minggu = 5
Soma/Senin = 4
Anggara/Selasa = 3
Budha/Rabu = 7
Wrespati/Kamis = 8
Sukra/Jumat = 6
Saniscara/Sabtu = 9

Sadwara:
Tugleh = 7
Aryang = 6
Urukung = 5
Paniron = 8
Was = 9
Maulu = 3

Pancawara:
Umanis = 5
Pahing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Kliwon = 8

Berikut dibawah adalah Hala Ayuning Patemon berdasarkan penjumlahan Urip Palekadan Laki + Perempuan dan dikurangi terus 16. Sisa dari proses diatas akan menunjukan hasil seperti dibawah:

Jika sisanya adalah:
1 = Madia, Suka - Duka (Standar).
2 = Kawon, Lara - Miskin (Jelek).
3 = Kawon, Lara, Wirang, Sering metungkas (Jelek).
4 = kawon, Pianake Mati (Jelek).
5 = Becik Pisan, Sudha Nulus Pinih Becik (Sangat Bagus).
6 = Kawon, Sengsara Kesakitan (Jelek).
7 = Madia, Suka - Duka (Standar).
8 = Kawon, Lara Kepati-pati (Jelek).
9 = Kawon Pisan, Baya Kepati-pati (Sangat Jelek).
10 = Becik, Bikas Ratune Kapanggih, Berpengaruh, Pangupa Jiwa Becik (Bagus).
11 = Becik, Kepradnyan Pangupa Jiwa Becik (Bagus).
12 = Becik, kedepin Lati (Adung/Akur), Pangupa Jiwa Becik (Bagus).
13 = Becik, Tan Kirang Sandang Pangan (Bagus).
14 = Kawon, Tan Polih Keselamatan (Jelek).
15 = Kawon, Bekung/Tidak Memiliki Keturunan (Jelek).
16 = Becik, Nyama Braya Asih (Bagus).

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa sisa dari penjumlahan Urip Palekadan dari Laki dan Perempuan kemudian dikurangi terus 16 yang baik adalah: 5, 10, 11, 12, 13, 16.

Sedangkan yang madia atau biasa-biasa saja adalah: 1 dan 7.

Dan yang jelek adalah: 2, 3, 4, 6, 8, 9, 14, 15.


Jika hasilnya adalah ternyata jelek janganlah berkecil hati, sebab disinilah fungsi Padewasan atau Wariga. Hasil jelek tersebut dapat disiasati dengan mencarikan Dewasa Ayu yang bertentangan dengan kejelekan patemon diatas.

klik Link : Primbon Bali Agung
Memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016

On 11:05 AM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Pada tanggal 28 Oktober di Indonesia diperingati sebagai hari sumpah pemuda, dan pada tahun ini hari sumpah pemuda akan jatuh pada hari jumat (28/10).

Sumpah pemuda merupakan bentuk peringatan atas sebuah peristiwa dan sejarah penting sebelum era kemerdekaan dari zaman penjajahan. Yang pada saat itu berbagai perkumpulan  ormas pemuda dan pelajar bersatu berikrar bersama yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 silam.

Sumpah pemuda biasanya diperingati dengan melakukan upacara bendera yang kemudian dilanjutkan dengan pidato dan pembacaan puisi bertemakan sumpah pemuda. Selain itu, acara ini juga bisa diperingati dengan berbagai kegiatan positif lainnya.

Tema Sumpah Pemuda : Satukan Cinta, Persahabatan dan rasa hormat diantara kita Tuk kebangkitan dan Kedamaian Indonesia..........




Pemuda Indonesia

kami pemuda pemudi Indonesia
berjuang untukmu bangsa
bersatu padu untuk tanah air Indonesia
kami, pemuda Indonesia
kami pemuda pemudi Indonesia
tak akan ingkar pada janji pemuda
janji yang kami kukuhkan untuk bangsa
untukmu Indonesia
dan kami pemuda pemudi Indonesia
Mengikat erat satu bahasa
bahasa yang mempersatukan kita
bahasa Indonesia…



Menteri Agama Lantik Sesditjen Bimas Hindu dan Kakanwil Kemenag Bali

On 3:20 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saefuddin, hari ini Senin, 10 Oktober 2016 melantik beberapa pejabat eselon II di lingkungan Kementerian Agama RI. Dari beberapa jajaran nama, turut dilantik I Made Sutresna, S.Ag, M.A sebagai Sekretaris Ditjen Bimas Hindu dan I Nyoman Lastra, S.Pd, M.Ag sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali.


Menteri Agama Lantik Sesditjen Bimas Hindu dan Kakanwil Kemenag Bali


Kedua nama dari umat Hindu yang dilantik tersebut merupakan Hasil Seleksi Calon Pimpinan Tinggi Pratama pada Kementerian Agama RI. I Made Sutresna dan I Nyoman Lastra menyisihkan nama - nama lain yang turut serta dalam proses seleksi terbuka tersebut. Sebelumnya dari laman www.kemenag.go.id telah diumumkan 3 nama dari masing - masing jabatan yang lolos seleksi untuk diajukan dan dibahas di tingkat Baperjakat Kemenag Pusat. Di deretan nama yang lolos seleksi jabatan Sekretaris Ditjen Bimas Hindu ada nama Desak Putu Sriastiti dan I Nyoman Susila. Sedangkan 2 nama lain yang lolos seleksi jabatan Kakanwil Bali adalah Ida Bagus Oka Manuaba dan Ni Nengah Rustini.


Menteri Agama Lantik Sesditjen Bimas Hindu dan Kakanwil Kemenag Bali
I Made Suttresna (No 2 Baris Depan dari kanan) dan
 I Nyoman Lastra ( No 1 baris kedua)
saat dilantik oleh Menteri Agama
(Foto By: Ida Bagus Upadana)

Sosok I Made Sutresna sendiri merupakan sosok yang tidak asing bagi tokoh umat Hindu di Jabodetabek maupun seantero Indonesia. Lelaki kurus ceking yang meraih gelar Masternya di India ini selalu tampil enerjik dalam kesehariannya. Sutresna mengawali karirnya di Ditjen Bimas Hindu pada tahun 1986. Berbagai jabatan strategis pernah diembannya. Diantaranya Kabag Perencanaan, Kasubdit Pendidikan Tinggi dan terakhir sebelum dilantik sebagai Sesditjen beliau menduduki jabatan Kabag Organisasi Tata Laksana dan Kepegawaian.

Selain di kantor, I Made Sutresna juga dikenal sangat aktif di Majelis Tertinggi Umat Hindu Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. 

Sebagai informasi jabatan Sekretaris Ditjen Bimas Hindu dan Kakanwil Kemenag Bali  sudah lowong lebih dari 5 bulan yang lalu. Jabatan Sekretaris Ditjen lowong setelah pejabat sebelumnya I Wayan Suharta, S.Ag, M.Si pindah tugas menjadi dosen di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Sementara itu Jabatan Kakanwil Bali kosong setelah AA. Muliawan dipindahtugaskan sebagai Kabiro Administrasi Akademik di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

Selamat bertugas kepada Pak Made Sutresna dan Pak Nyoman Lastra. Semoga segala pikiran yang baik datang dari segala penjuru.