Berita Hindu Indonesia

Media Informasi Terkini Masyarakat Hindu Indonesia

Iklan Leo Shop

Pasang iklan disini

TWITTER

Powered by Blogger.

Filosofi Banten Saiban (banten Jotan)

On 1:45 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Banten Saiban atau sering juga disebut Banten Jotan merupakan sebuah upakara kecil yang dipersembahkan setelah selesai memasak. Banten Saiban atau Banten Jotan sering juga disebut dengan Yadnya Sesa. Banten Saiban merupakan penerapan dari ajaran kesusilaan Hindu, yang menuntut umat untuk selalu bersikap Anersangsya yaitu tidak mementingkan diri sendiri dan Ambeg Para Mertha yaitu mendahulukan kepentingan di luar diri.

Banten Saiban (Yadnya Sesa)
Tujuan dari Banten Saiban yaitu sebagai wujud syukur atas apa yang telah diberikan Ida Sang Hyang Widhi kepada kita dalam bentuk Yadnya. Dalam hal ini Yadnya sebagai sarana untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk memperoleh kesucian jiwa.

Adapun landasan dari pelaksanaan Banten Saiban adalah sesuai yang tertuang dalam Bhagavad Gita III.13
"YAJNA SISHTASINAH SANTO, MUCHYANTE SARVA KILBISHAIH, BHUNJATE TE TV AGHAM PAPA, YE PACHANTY ATMA KARANAT"
Artinya:
"Para Penyembah Tuhan Dibebaskan Dari Segala Jenis Dosa Karena Mereka Makan Makanan Yang Dipersembahkan Terlebih Dahulu Untuk Korban Suci (Yadnya). Orang Yang Menyiapkan Makanan Untuk Kenikmatan Indria-Indria Pribadi, Sebenarnya Hanya Makan Dosa Saja".

Ada 5 (lima) tempat penting yang dihaturkan Banten Saiban, sebagai simbol dari Panca Maha Bhuta:
  1. Pertiwi(tanah),biasanya ditempatkan pada pintu keluar rumah atau pintu halaman.
  2. Apah(Air), ditempatkan pada sumur atau tempat air.
  3. Teja(Api), ditempatkan di dapur, pada tempat memasak(tungku) atau kompor.
  4. Bayu, ditempatkan pada beras,bisa juga ditempat nasi.
  5. Akasa, ditempatkan pada tempat sembahyang (pelangkiran,pelinggih, dll).


Menurut Manawa Dharmasastra, tempat melakukan Banten Saiban adalah: Sanggah Pamerajan, Dapur, Jeding (tempat air minum di dapur), Batu Asahan/Talenan, Lesung, dan Sapu. Kelima tempat terakhir (Dapur, Jeding, Batu Asahan/Talenan, Lesung, dan Sapu) disebut sebagai tempat di mana keluarga melakukan Himsa Karma setiap hari dalam proses memasak, karena secara sengaja atau tidak sengaja telah melakukan pembunuhan binatang dan tumbuh-tumbuhan di tempat-tempat tersebut.

Didalam Kitab Manawa Dharma Sastra Adhyaya III 69 dan 75 dinyatakan: Dosa-dosa yang kita lakukan saat mempersiapkan hidangan sehari-hari itu bisa dihapuskan dengan melakukan Banten Saiban (Yadnya Sesa).

Jadi sesungguhnya Banten Saiban bukanlah tradisi yang tidak berdasarkan Sastra (Veda), melainkan Banten Saiban adalah bentuk nyata penerapan Sastra (Veda).
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments