Berita Hindu Indonesia

Berita Hindu Indonesia

Media Informasi Terkini Masyarakat Hindu Indonesia

Iklan Leo Shop

Pasang iklan disini

TWITTER

Powered by Blogger.
Persiapan Kelahiran Anak Menurut tradisi Agama Hindu

On 10:39 AM with No comments

Berita Hindu Indonesia -  Mempunyai keturunan merupakan keinginan setiap orang, karena setaip keluarga pasti mendambakan adanya buah hati didalam keluarganya,

Ilustrasi

Berikut merupakan hal-hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan oleh calon orang tua, untuk persiapan kelahiran anak. Menurut tradisi Agama Hindu di Bali :

1. Ketika Anak Baru Lahir
Ucapkan Mantram Gayatri sebanyak mungkin, minimum tiga kali. Kalau bisa sambil membawa Japamala (ganitri). Maha Mantra Gayatri disebut juga sebagai Mantra Savitri atau Mantra Savita, sebagai ibu dari Veda yang memberikan pencerahan kepada kecerdasan dalam menapak kehidupan menuju kesempurnaan. Bisikkan Maha Mantra Gayatri tiga kali masing-masing di telinga kanan (dharma) dan kemudian di telinga kiri (sakti).

2. Waktu Dikasi Ari-Ari
Ketika sudah diberikan ari-ari dari pihak rumah sakit, bidan dll. Bungkus dengan kain putih sukla, sebaiknya sudah disiapkan payuk tanah yang cukup besar, dengan tutupnya, lalu ari-ari itu dimasukkan ke dalam payuk setelah itu di bawa pulang.

3. Mencuci Ari-Ari
Setelah sampai di rumah maka oleh ayah si anak ari – ari diletakan di dalam baskom/ember baru yang setelah itu alat tersebut tidak boleh dipakai lagi. Lalu ari – ari tersebut di cuci dengan air. Sang ayah harus membersihkan ari – ari dengan bersih dengan menggunakan kedua tangan, tanpa perasaan jijik dan dilakukan dengan perasaan penuh syukur dan kasih sayang, setelah bersih lalu di bilas dengan air kumkuman (air bunga).

4. Tahapan Dalam Menanam Ari-Ari
Siapkan sebuah kelapa ukuran besar yang masih lengkap dengan kulitnya, lalu dipotong dan dikeluarkan airnya. Pada bagian atas kelapa (bagian tutupnya) ditulis aksara Ah yang melambangkan Akasa dan pada bagian bawahnya ditulis aksara Ang yang melambangkan Pertiwi.
Lalu ari -ari dimasukan kedalam kelapa tersebut, diisi dengan 1 buah kwangen yang berisi 11 kepeng uang bolong yang diletakan di atas ari – ari, 1 potong lontar / ental yang ditulis aksara Ongkara, 1 ikat duri – durian (3macam duri), Rempah – rempah (anget – angetan), wewangian dan boleh juga di isi pesan – pesan lain dari sang ayah dalam hal ini mengacu kepada Desa Kala Patra.
Sesudah lengkap lalu kelapa tersebut dibungkus dengan ijuk lalu dibungkus kain putih dan selanjutnya di tanam. Untuk bayi laki – laki maka ari – ari di tanam di pekarangan dengan posisi di sebelah timur pintu masuk kamar si bayi (misalnya lokasi bayi di bale daja) sedangkan bayi perempuan di tanam di sebelah barat pintu. Masukan ari – ari tersebut ke dalam lubang lalu ucapkan mantram :

Om Sang Hyang Ibu Pertiwi rumaga bayu rumaga amrtha sanjiwani ang amertham sarwa tumuwuh (nama si bayi) mangda dirghayusa nutugang tuwuh

Setelah itu barulah ari – ari di timbun dan diatasnya diletakkan batu bulitan sebagai tanda dan ditanam pandan berduri. Hal ini secara sekala bertujuan menjaga ari – ari agar tidak diganggu hewan dan secara niskala bertujuan untuk menghindari gangguan jahat. Dan sanggah cucuk diisi lilin, usahakan tetap menyala selama 42 hari. Kemudian ditutup dengan kurungan ayam.

5. Banten Untuk Menanam Ari-Ari

Banten yang digunakan yaitu : banyuawang, dapetan, nasi kepel 3, pengulapan, pengambean, daksina. Daksina ditaruh di sanggah cucuk yang ditancapkan di atas tanah menanam ari-ari. Lalu buatkan segehan lima warna yaitu warna hitam di sebelah utara, putih sebelah timur, merah sebelah selatan, kuning sebelah barat dan manca warna di tengah.

Sumber : 
Makna dan Fungsi Kamar Suci

On 2:04 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Kamar Suci mungkin sudah tidak asing lagi di dengar dikalangan masyarakat, namun apakah sesungguhnya Kamar Suci tersebut?

Pada awalnya Kamar Suci merupakan tempat yang dibuat khusus untuk melakukan persembahyangan karena tidak memiliki Merajan di pekarangan, mungkin disebabkan karena merantau (hanya dipakai tempat tinggal sementara), atau lahan yang ditempati masih berstatus kontrakan.

Kamar Suci merupakan tempat yang dibuat dan disucikan secara khusus hanya untuk melakukan kegiatan spiritual seperti Sembahyang, Meditasi, Yoga Asana, belajar Sastra Agama, dan lain-lain yang berhubungan dengan sepiritual positif.



Kamar Suci

Didalam Kamar Suci terdapat sebuah Pelangkiran dan diatasnya terdapat sebuah Daksina Linggih sebagai tempat berstananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dari Kamar Suci dilakukan persembahyangan dan ngayat ke tempat-tempat tertentu seperti ke Merajan bagi yang tidak terdapat Merajan di tempat tinggalnya.

Jika sudah memiliki Merajan apakah membuat Kamar Suci itu salah? TENTU TIDAK, selama tidak mengubah fungsi dari Kamar Suci tersebut.

Jika sudah memiliki Merajan maka tempat bersembahyang tetaplah di Merajan, jadikanlah Kamar Suci sebagai tempat untuk belajar Sastra Agama, Meditasi, Yoga Asana, dll yang berhubungan dengan spiritual positif.

Namun belakangan ini terjadi pergeseran fungsi dari Kamar Suci, banyak orang berlomba-lomba membuat Kamar Suci untuk menstanakan Dewa-Dewa yang dituntun dari Pura-Pura tertentu.

Di Kamar Suci terdapat banyak Daksina Linggih karena banyak nuntun Dewa-Dewa, dan biasanya dilengkapi dengan benda-benda yang dianggap bertuah seperti: keris, tombak, dan benda-benda lain yang konon didapat sebagai anugrah (Pica).

Sehingga sering sekali kita jumpai orang sibuk sembahyang di Kamar Suci dan lupa akan keberadaan Merajan di pekarangannya. Bahkan ada yang lebih extreme lagi, karena sudah nuntun Dewa-Dewa dari Pura-Pura tertentu, menganggap dirinya paling sakti dan tidak usah lagi sembahyang di Merajan.

Tidak jarang kita jumpai kalau orang yang melakoni membuat Kamar Suci untuk nuntun Dewa-Dewa ke Kamar Sucinya malahan menerima akibatnya secara niskala di kemudian hari, bahkan keturunannya ikut kena imbas, dan pada akhirnya baru sadar setelah mendapatkan akibat tersebut.

Jika hendak membuat Kamar Suci, maka fungsikanlah sebagaimana mestinya, dan jadikanlah Kamar Suci sebagai tempat yang membuat semakin cerdas secara spiritual.

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung

On 6:57 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia. Walikota Bandung, Ridwan Kamil berkeinginan untuk menambah jumlah Pura di wilayah Bandung. Hal tersebut disampaikan ketika menerima audiensi Parisada Hindu Dharma Indonesia, Kota Bandung. Dalam cuitannya di Twitter @ridwankamil menyampaikan bahwa Pemkot Bandung berencana menambah bangunan Pura di Bandung. Selain itu juga komitmennya memberikan bantuan dana rutin serta keinginannya adanya kolaborasi antara Bali dan Sunda.

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung


Berita ini tentunya menjadi sebuah angin segar bagi umat Hindu dai wilayah Bandung Raya serta umat Hindu di seluruh Indonesia. Perlu diketahui bahwa umat Hindu di berbagai wilayah di luar Bali seringkali mendapatkan hambatan dalam mendirikan tempat ibadah Pura. Hambatan yang muncul bisa dari masyarakat setempat yang non Hindu ataupun pemerintah wilayah setempat. Ridwan Kamil telah memberi contoh nyata sebagai seorang pemimpin yang bisa berdiri di atas semua golongan dan agama. 

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung


Cuitan Ridwan Kamil yang ingin berkolaborasi antara budaya Sunda dan Bali tentunya harus dimaknai dan disikapi pula oleh komponen Hindu di Bandung. Bentuk konkretnya adalah jangan sampai bangunan Pura yang akan dibangun tersebut tidak mencerminkan adanya kolaborasi yang diinginkan sang Walikota. Sudah semestinya dimanapun Pura dibangun harus mengakomodir budaya lokal yang tentunya tanpa melanggar rambu - rambu agama dalam tata letak pendirian Pura. Hal tersebut tentunya harus didesain secara matang oleh panitia pembangunan Pura yang nantinya akan dibentuk. Alangkah indahnya bila Pura Hindu di seluruh pelosok Indonesia bisa didesain dengan bentuk dan desain bangunan budaya setempat.

Ridwan Kamil Akan Bangun Pura di Bandung


Lebih lanjut dalam cuitannya Ridwan kamil juga menyampaikan pengalaman indahnya ketika dia mendirikan masjid di wilayah Tuban, Kuta Bali. Dalam pendirian tersebut dirinya tidak mendapat hambatan sedikit pun dari masyarakat Bali. pembangunan bisa berjalan lancar dan aman. Melalui cuitannya Ridwan kamil menyampaikan ucapan terima kasihnya dalam bahasa Bali kepada masyarakat Bali.

Sebagai umat minoritas di berbagai wilayah di seluruh Indonesia, umat Hindu tentunya sangat berharap perhatian Pemprov/Pemkot/Pemkab di seluruh Indonesia dalam memberikan pelayanan yang adil dan proporsional. Hal tersebut tentunya hanya bisa terwujud bila adanya jalinan  komunikasi dan hubungan yang baik antara PHDI dengan Gubernur, Walikota/Bupati di wilayahnya. Rajin - rajinlah berkomunikasi dengan pimpinan daerah setempat dengan baik dan efektif. Sampaikan problematika dalam hal pelayanan pemerintah yang dihadapi umat Hindu di wilayah tersebut dan sambil berharap semoga virus Ridwan Kamil ini bisa menyebar merata ke seluruh pimpinan wilayah se-Indonesia. 

Hatur Nuhun Pisan Kang.... 


KKN STAH  DNJ di Pasraman Purna Lingga, Bekasi

On 11:15 PM with No comments


Berita Hindu Indonesia - Selama dua hari 21-22 Desember 2013, mahasiswa STAH DNJ semester VII melakukan kegiatan KKN di Pasraman Purna Lingga, Bekasi (Jawa Barat) dengan Tema Pasraman Sadhana. Kepala Pasraman, Ibu Ni Ketut Seni Ariati, S.Pd, MM dan para siswa pasraman menyambut kegiatan yang tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa, tapi juga para siswa pasraman. 



Dalam sambutannya, Kepala Pasrama yang didampingi Ketua panitia KKN yaitu I Gede Wiyadnya meminta siswanya untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan menjadikanya sebagai sebuah pengalaman baru.. Kegiatan dibuka dengan sembahyang bersama, dipimpin oleh Pinandita Made M. Ariana,dilanjutkan dengan beragama acara. Dimulai dengan perkenalan,diselingi juga dengan games menarik untuk mengakrabkan siswa Pasraman dengan mahasiswa.

Selanjutnya adalah dharma tula dengan narasumber I Gusti Bagus Sutarta, diisi dengan diskusi, dengan topik yang mengangkat masalah remaja ; yang dilanjutkan dengan renungan yang dipandu oleh Komang  Agus Setiawan dengan tema Hari Ibu. Renungan ini menekankan agar para mahasiswa Pasraman menyangi Ibu. Esok harinya, pukul 06;00 Wib kegiatan dilanjutkan dengan Yoga Asanas yang dipandu oleh I Made Wahyudi dan Dewa Gede Wahyu. Kemudian Nico Wardana dan beberapa mahasiswa mendampingi para siswa untuk mengenal bahasa Sansekerta.

Sebelum penutupan,bapak I Wayan Kantun Mandara yang sekaligus dosen pengampu mata kuliah KKN menyempatan diri datang dan memberikan sedikit pembekalan kepada para siswa Pasraman.

Sumber: Stah Dharma Nusantara Jakarta
STAHN Mpu Kuturan Singaraja Menuju Kampus Hindu Yang Berdaya Saing

On 2:25 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Masyarakat Singaraja dan daerah sekitarnya ingin kuliah di perguruan tinggi agama Hindu negeri? Sekarang tidak perlu lagi ke Denpasar, karena di Singaraja sudah diresmikan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan dengan ketua Prof. I Made Suweta. STAH Negeri Mpu Kuturan sebagai perguruan tinggi agama yang baru di kota pendidikan Singaraja, namun mendapatkan antusiasme yang sangat luar biasa dari masyarakat.

STAHN Mpu Kuturan Singaraja Menuju Kampus Hindu Yang Berdaya Saing


Ketua STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja I Made Suweta, mengatakan, sebagai salah satu perguruan tinggi agama Hindu STAH Negeri Mpu Kuturan menggelorakan pendidikan karakter sehingga dapat melahirkan generasi masa depan yang tangguh dan berbudi pekerti yang tangguh.

Suweta menambahkan, visinya ke depan adalah membawa STAHN Mpu Kuturan Singaraja menjadi perguruan tinggi yang dapat "mencetak'' sumber daya manusia (SDM) unggul serta dapat melahirkan akademisisi dan ilmuwan yang agamawan, cerdas dan tampilan.

''Bukan hanya itu saja, yang terpenting adalah menjadikan maha siswa STAHN Mpu Kuturan yang berkarater 'Tri Kaya Parisudha', falsafah agama Hindu yang adiluhung dan universal. berfikir yang baik berkata yang baik dan berbuat yang baik,'' paparnya.

Programnya ke depan adalah menjadikan STAHN sebagai perguruan tinggi yang menjungjung tertib pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan tepat mendisiplinkan civitas akademika seta tertib administrasi. ''Itu yang penting menuju kampus Hindu yang bedaya saing,'' demikian Suweta.

Selain itu pihaknya segera akan membangun gedung rektorat yang merupakan bantuan dari Pemerintahan Provinsi Bali. Setelah pembangunan rektorat juga dilanjutkan dengan pembangunan gedung kelas dan gedung dan gedung lainnya karena kami memiliki lahan luas di desa banyuning, papar dia.

Sumber : STAH N Mpu Kuturan Singaraja
Umat Hindu Bali Menentang Rencana Pembangunan Hotel Bintang 6 di Tanah Lot

On 1:41 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Sebuah rencana pembangunan hotel bintang 6 di Bali telah memancing kemarahan warga Bali. Sebagian umat berpendapat bahwa hotel yang akan dibangun tersebut akan lebih tinggi dari pohon kelapa. Kelompok usaha Hotel Trump rencananya mulai membangun sebuah resort tahun depan dan akan dibangun di puncak tebing yang pemandanganya langsung menghadap Pura Tanah Lot yang terkenal yang dibangun di abad ke-16.


Ilustrasi
Masyarakat lokal di Bali telah memprotes rencana pembangunan ini karena hotel ini akan memebentuk menara yang tinggi. Banyak umat Hindu di Bali mengukur tinggi gedung-gedung dengan ketinggian pohon kelapa dan percaya bahwa setiap gedung yang tingginya melebihi pohon kelapa akan membuat para Dewa marah. (Sebenarnnya tinggi gedung tidak boleh dari pohon kelapa, adalah usulan konsultan perencanaan dari Bank Dunia, tidak ada kaitanya dengan kemarahan para Dewa. Kata orang sekarang ini '' lebay'', redaksi)

I Gusti Ngurah Sudiana, Pimpinan Parisada Hindu Dharma Indonesia Prov. Bali bercerita ke harian Bloomberg :''Saya sangat menentang keras setiap pembangunan yang berdambak kepada Pura. Hal-hal seperti ini sangat sensitif di Bali. Umat Hindu Bali cenderung tidak mau berteriak keras, namun hal-hal seperti ini berkaitan dengan kesucian Pura yang sangat sensitif, tapi penegakan hukum sangat lemah.''

HPI Mencatat : Pulau Kauai, di mana Hiduism today dan HPI dicetak, memiliki pembatasan yang sama terkait aturan pembangunan gedung: Tidak satu gedung pun yang boleh dibangun melebihi ketinggian 48 kaki ( 16 meter) gedung bertingkat empat, ini berdasarkan pada ketinggian sebuah pohon kelapa.


Sumber : Gede Ngurah Ambara/Kaltim
Info No Selfi Di Hari Raya Nyepi

On 11:23 AM with No comments

 
Larangan Selfi
Berita Hindu Indonesia - Himbauan kepada Umat Hindu Se-Dharma, kami mendukung dan mengapresiasi statement dari Ketua PHDI Prov. Bali Bpk Prof Dr I Gusti Ngurah Suadiana, M.Si terkait larangan berfoto selfi pada saat hari Raya Nyepi.Yang di update oleh Info Dewata pada jumat Kemarin (27/2/2017)

Mari kita sebagai umat Hindu memberikan contoh yang baik bagi umat lain bagaimana seharusnya Hari Raya Nyepi ditetapkan dan dijalankan sengan benar di Bali (Catur Bratha Penyepian)

Pada Kesempatan ini juga dapat kami sampaikan bahwa sama seperti tahun kemarin, selama Hari Raya Nyepi tidak akan melakukan posting dan Update seputar berita atau apapun  juga



Sumber : InfoDewata
Filosofi Banten Saiban (banten Jotan)

On 1:45 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Banten Saiban atau sering juga disebut Banten Jotan merupakan sebuah upakara kecil yang dipersembahkan setelah selesai memasak. Banten Saiban atau Banten Jotan sering juga disebut dengan Yadnya Sesa. Banten Saiban merupakan penerapan dari ajaran kesusilaan Hindu, yang menuntut umat untuk selalu bersikap Anersangsya yaitu tidak mementingkan diri sendiri dan Ambeg Para Mertha yaitu mendahulukan kepentingan di luar diri.

Banten Saiban (Yadnya Sesa)
Tujuan dari Banten Saiban yaitu sebagai wujud syukur atas apa yang telah diberikan Ida Sang Hyang Widhi kepada kita dalam bentuk Yadnya. Dalam hal ini Yadnya sebagai sarana untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk memperoleh kesucian jiwa.

Adapun landasan dari pelaksanaan Banten Saiban adalah sesuai yang tertuang dalam Bhagavad Gita III.13
"YAJNA SISHTASINAH SANTO, MUCHYANTE SARVA KILBISHAIH, BHUNJATE TE TV AGHAM PAPA, YE PACHANTY ATMA KARANAT"
Artinya:
"Para Penyembah Tuhan Dibebaskan Dari Segala Jenis Dosa Karena Mereka Makan Makanan Yang Dipersembahkan Terlebih Dahulu Untuk Korban Suci (Yadnya). Orang Yang Menyiapkan Makanan Untuk Kenikmatan Indria-Indria Pribadi, Sebenarnya Hanya Makan Dosa Saja".

Ada 5 (lima) tempat penting yang dihaturkan Banten Saiban, sebagai simbol dari Panca Maha Bhuta:
  1. Pertiwi(tanah),biasanya ditempatkan pada pintu keluar rumah atau pintu halaman.
  2. Apah(Air), ditempatkan pada sumur atau tempat air.
  3. Teja(Api), ditempatkan di dapur, pada tempat memasak(tungku) atau kompor.
  4. Bayu, ditempatkan pada beras,bisa juga ditempat nasi.
  5. Akasa, ditempatkan pada tempat sembahyang (pelangkiran,pelinggih, dll).


Menurut Manawa Dharmasastra, tempat melakukan Banten Saiban adalah: Sanggah Pamerajan, Dapur, Jeding (tempat air minum di dapur), Batu Asahan/Talenan, Lesung, dan Sapu. Kelima tempat terakhir (Dapur, Jeding, Batu Asahan/Talenan, Lesung, dan Sapu) disebut sebagai tempat di mana keluarga melakukan Himsa Karma setiap hari dalam proses memasak, karena secara sengaja atau tidak sengaja telah melakukan pembunuhan binatang dan tumbuh-tumbuhan di tempat-tempat tersebut.

Didalam Kitab Manawa Dharma Sastra Adhyaya III 69 dan 75 dinyatakan: Dosa-dosa yang kita lakukan saat mempersiapkan hidangan sehari-hari itu bisa dihapuskan dengan melakukan Banten Saiban (Yadnya Sesa).

Jadi sesungguhnya Banten Saiban bukanlah tradisi yang tidak berdasarkan Sastra (Veda), melainkan Banten Saiban adalah bentuk nyata penerapan Sastra (Veda).
Filosofi Sanggah Kemulan/ Taksu di Bali

On 1:38 PM with No comments

Berita Hindu Indonesia - Umat Hindu di Bali pada umumnya di setiap pekarangan rumahnya terdapat sebuah Tempat Suci yang biasa disebut dengan Sanggah/Merajan. Di dalam Sanggah/Merajan terdapat beberapa pelinggih, pelinggih pokok/utama dari Sanggah/Merajan adalah pelinggih Sanggah Kamulan.

Sanggah Kemulan/Taksu
Sanggah Kamulan adalah sebuah pelinggih dengan Rong Tiga sebagai wujud penyatuan Sang Hyang Tri Atma dengan sumber dan asal-Nya. Sang Hyang Tri Atma adalah tiga aspek dari atma itu sendiri , yaitu :

  1. Atman merupakan jiwa dari setiap makhluk hidup (Roh).
  2. Siwatman merupakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai sumber dari jiwa/roh tersebut.
  3. Paratma/Paramatman merupakan asal segala yang ada di dunia ini dan kepadaNya pula segala yang ada ini akan kembali, dalam Panca Sradha disebut sebagai Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang bermanifestasi sebagai Tri Murti dalam prabawanya sebagai Pencipta, Pemelihara dan Pelebur.

Sanggah Kamulan sebagai stananya Sang Hyang Tri Atma dimuat dalam Lontar Usana Dewa lembah 4, Yaitu sebagai berikut :
"ring kamulan ngaran ida sang hyang atma, ring kamulan tengen bapa ngaran sang paratma, ring kamulan kiwa ibu ngaran sang sivatma,ring kamulan tengah ngaran raganya, tu brahman dadi meme bapa, meraga sang hyang tuduh….”
Artinya :
”Pada Sanggah Kamulan beliau bergelar Sang Hyang Atma, pada ruang Kamulan kanan ayah, namanya Sang Hyang Paratma. Pada Kamulan kiri Ibu, disebut Sivatma. Pada Kamulan ruang tengah diri-Nya, itu Brahman, menjadi purusa pradana, berwujud Sang Hyang Tuduh (Tuhan yang menakdirkan).”

Begitu juga di dalam Lontar Gong Wesi lembar 4b, dinyatakan sebagai berikut:
"ngaran ira sang atma ring kamulan tengen bapanta, nga, sang paratma, ring kamulan kiwa ibunta, nga, sang sivatma, ring kamulan madya raganta, atma dadi meme bapa ragane mantuk ring dalem dadi sang hyang tunggal, nungalang raga”
Artinya :
“nama beliau sang atma, pada ruang Kamulan kanan bapakmu, yaitu Sang Paratma/Paramatma, pada ruang Kamulan kiri ibumu, yaitu Sang Sivatma, pada ruang Kamulan tengah adalah menyatu menjadi Sang Hyang Tunggal menyatukan wujud”.

Dari kedua kutipan lontar di atas dinyatakan bahwa yang berstana pada Sanggah Kamulan adalah Sang Hyang Tri Atma, yaitu;

  • Paratma/Paramatma
  • Sivatma
  • Sang Atma

Pada hakekatnya Sang Hyang Tri Atma itu tidak lain dari pada Brahman atau Hyang Tunggal/ Hyang Tuduh sebagai pencipta.

Dalam Lontar Purwa Bhumi disebutkan bahwa atma yang telah disucikan yang disebut dengan Dewa Pitara juga distanakan di Sanggah Kamulan, dalam Lontar tersebut dijelaskan sebagai berikut:
"Setelah demikian daksina perwujudan roh suci dituntun pada Sang Hyang Kamulan, kalau bekas roh itu laki naikkan pada ruang kanan, kalau roh suci itu bekas perempuan dinaikkan di sebelah kiri, disana menyatu dengan leluhurnya terdahulu.

Sedangkan di dalam Lontar Tatwa Kapatian disebutkan bahwa Sang Hyang Atma (roh) setelah mengalami proses upacara akan berstana pada Sanggah Kamulan sesuai dengan kadar kesucian atma itu sendiri. Atma yang masih belum suci, yang hanya baru mendapat “tirtha pangentas pendem” atau upacara sementara (ditanam) juga dapat tempat pada Sanggah Kamulan sampai tingkat “Batur Kamulan/Bagian Bawah Kamulan”.

Dari kutipan kedua Lontar diatas, jelas sekali bahwa Sanggah Kemulan sebagai konsep dalam pemujaan Atman para leluhur kita sebagai bentuk penghormatan dan bhakti kepada para leluhur.

Seperti yang telah disebutkan pada Lontar Gong Wesi dan Usana Dewa, maka pengertian Hyang Kamulan sesungguhnya akan lebih tinggi lagi, Pada Hakekatnya yang dipuja pada Sanggah Kamulan adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Baik itu:

  1. Sebagai Hyang Tri Atma dengan Dewanya adalah (Brahma, Wisnu dan Iswara)
  2. Sebagai aspek Ida Sang Hyang Widhi dalam bentuk horizontal yaitu (Siwa, Sada Siwa, Parama Siwa)
  3. Sebagai aspek Ida Sang Hyang Widhi dalam bentuk vertikal (Tri Purusa), sebagai Tri Purusa beliau juga disebut Guru Tiga, maka dari itu secara umum juga disebutkan bahwa Sanggah Kamulan adalah stana Bhatara Guru/Hyang Guru.
  4. Selain itu Sanggah Kamulan juga sebagai penghubung dengan Dewa Pitara (Leluhur atau Kawitan).


Demikianlah uraian mengenai pentingnya Sanggah Kamulan, dan dari hal tersebut saya tidak henti-henti menyarankan untuk rajin-rajinlah bersembahyang di Sanggah Kamulan. Kemanapun kita mau sembahyang, utamakan atau bersembahyanglah terlebih dahulu di Sanggah Kamulan.