Berita Hindu Indonesia - Ada sebuah cerita, alkisah ada seorang Raja yang mengatakan pada seorang Ksatria, bahwa jika Ksatria tersebut bisa menjelajahi daerah seluas yang bisa dijelajahi, maka Sang Raja akan memberikan kepadanya daerah seluas yg sanggup dijelajahi oleh Sang Ksatria itu. Kontan Ksatria tersebut langsung menunggang kuda dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin agar supaya dia memperoleh daerah kekuasaan yang luas. Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti untuk makan dan minum karena dia mau memiliki tanah yg maha seluas.
Akhirnya tiba ia pada suatu tempat setelah berhasil menjelajahi daerah cukup luas, tetapi ia sudah sangat lelah dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, “Mengapa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai tanah yg seluas ini? Sedangkan kini aku sudah sekarat dan hampir mati serta tidak bisa menikmati buah dari perjalannannya selama ini. Maka menyesallah sang ksatria tersebut merenungi keserakahannya.
Cerita tadi mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita cenderung memaksa diri sangat keras tiap hari untuk mencari uang, kuasa, dan keyakinan diri. Kita cenderung mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan di sekeliling kita, hal-hal yang ingin kita lakukan. Kita cenderung mengabaikan kehidupan rohani kita. Kita cenderung tidak memikirkan dengan serius hidup kita sesudah mati.
Kita semua pasti percaya kehidupan setelah mati. Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tidak mampu memutar mundur waktu atas semua hal yang tidak sempat lakukan. Maka mulai saat ini luangkanlah waktu memikirkan sejenak hal yang akan terjadi jika kita mati kelak. Atau apa yg akan kita lakukan saat ini seandainya kita tahu bahwa kita akan meninggal dalam waktu seminggu lagi? Sebulan lagi? Setahun lagi? 10 tahun lagi? Atau 40 tahun lagi? Bukankah suatu hal yang menyenangkan sekaligus menyeramkan seandainya kita bisa mengetahui kapan kita akan mati? Cuma kita tidak tahu, kita semua tidak ada yang tahu. Kita hanya bisa bersiap meninggalkan semuanya. Jalanilah hidup yg seimbang, belajarlah menghargai dan menikmati hidup ini apa adanya, dan terutama tahu tujuan yang terpenting dalam hidup kita yaitu Santih atau kedamaian.